Kalau ditelusuri lebih mendalam, prostitusi memiliki peran dalam perjalanan Indonesia menjadi sebuah Negara atau dengan kata lain Negara Indonesia juga besar dari prostitusi yang bermula pada zaman pejajahan belanda di mana disediakannya perempuan-perempuan untuk memenuhi kebutuhan para tentara pada saat itu. Namun, Kita semua tahu tidak akan ada satu elemen pun yang sepakat dengan prostitusi. Tidak ada satu agama pun, mau itu islam, Kristen, hindu, Buddha, dan sebagainya yang menganggap bahwa prostitusi itu adalah hal yang biasa, tentu saja semua agama akan beranggapan bahwa yang namanya prostitusi itu sebagai perbuatan yang hina.
Selasa, 25 Desember 2012
Selasa, 18 Desember 2012
Minggu, 09 Desember 2012
Selamat Hari HAM Internasional
"Human
rights in the sense of human solidarity has created a new universal and
equal language going beyond racial, gender, ethnic or religious
boundaries. That is why we consider it a doorway to dialogue for people
of all socio-cultural groups and all ideologies." -- Munir Said Thalib
Selamat hari Hak Asasi Manusia Internasional Moeda !!
10 Desember 2012
Kamis, 06 Desember 2012
Daerah Hijau (Sering) Krisis Air
Re-Evaluasi Pembangunan Rejang Lebong Jilid I
Sebagai salah satu kabupaten tua di Provinsi Bengkulu, Rejang Lebong tentu memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda dengan kabupaten yang lebih muda. Infrastruktur yang lebih lengkap, posisi tawar yang lebih menawan, dan sumber daya manusia yang lebih berpengalaman menjadi keuntungan tersendiri bagi kabupaten Bumi Pat Petulai ini.
Google image |
Sebagai salah satu kabupaten tua di Provinsi Bengkulu, Rejang Lebong tentu memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda dengan kabupaten yang lebih muda. Infrastruktur yang lebih lengkap, posisi tawar yang lebih menawan, dan sumber daya manusia yang lebih berpengalaman menjadi keuntungan tersendiri bagi kabupaten Bumi Pat Petulai ini.
Herannya, kepemimpinan kedua periode Suherman ini sepi dari kritik.
Padahal pembangunan yang dilakukan di daerah ini tidak semuanya mulus.
Proses percepatan pembangunan pun tidak begitu di rasakan. Kadang
penulis bertanya-tanya, apakah masyarakat memang sudah sangat puas
dengan keadaan sekarang? Atau tidak tahu bagaimana caranya menyampaikan
uneg-uneg kepada pemimpin di daerah ini?
Kasus mutakhir yang sempat penulis rasakan sendiri adalah ketidak profesionalan petugas PDAM. Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sudah seharusnya PDAM mencari untung besar agar bisa mensupport pembangunan di daerah ini. Permasalahannya, keuntungan yang besar tidak selaras dengan pelayanan yang membaik terhadap penggunan jasa PDAM. Penulis sendiri tidak mengetahui pasti berapa keuntungan yang didapat oleh PDAM setiap tahunnya.
Beberapa penduduk di desa penulis tinggal (Sambirejo, Kec
Selupu Rejang) sempat mengeluh melonjaknya iuran yang harus dibayar
untuk PDAM. Bukan permasalahan besar kecilnya uang, tetapi permasalahan
pelayanan. Tidak jarang air PDAM macet. Bahkan bulan Oktober 2012 ini
hampir satu bulan mati.
Padahal, pada awalnya pam desa (demikian
warga menyebutnya) adalah hasil gotong royong warga desa. Tidak tahu
mengapa, kemudian menjadi milik daerah yang secara otomatis dikelola
oleh PDAM. Jika ditilik dari peraturan, memang wajar jika dikelola oleh
d
Apakah ini menjadi permasalahan warga di
kecamatan Selupu Rejang saja? Hasil pengamatan penulis tidaklah
demikian. Beberapa rekan-rekan yang berbeda tempat mengatakan hal yang
sama. Bahkan ada yang menjadi petugas PDAM dan mengalami hal serupa.
Sialnya, meski hal ini sudah disampaikan ke anggota legislatif di daerah
ini (meski secara informal), tetap saja tidak ada tanggapan.
Melihat ini semua, ada baiknya rekan-rekan muda yang memiliki bargaining position di daerah ini seperti DEMA Stain Curup, ataupun organisasi kepemudaan seperti KAMMI, HmI dan lainnya bisa menyuarakan hal ini. Anggap saja permohonan dari kami warga yang tidak memiliki lembaga apa-apa ini.
Bupati dan anggota legislatif pun tak bisa hanya berdiam diri saja. Saya belum melihat sang pemimpin Turba (turun ke bawah) ke masyarakat secara langsung menanyakan problem yang terjadi. Anggota legislatif pun serupa keadaannya. Reses yang dilakukan tak dirasakan berdampak langsung bagi masyarakat. BUMD PDAM Rejang Lebong pun harus melakukan evaluasi kinerja pegawainya.
Bukan berarti penulis hanya bisa mengkiritik. Untuk kasus yang penulis sampaikan ini sudah ada solusi sementara yang dilakukan oleh warga. Bulan Desember ini, warga penikmat layanan PDAM hanya membayar beban rekening saja. Tetapi ini hanya solusi sementara. Tahun depan, penulis yakin jika masalah ini didiamkan saja, kejadian ‘miskin’ air ini akan terjadi lagi.
Koordinator Bengkoeloe Moeda
Hariyanto
Berbagi zakat
oleh Rassela Malinda*
Rimah jadi mayat
Setelah berebut zakat
Pemberian pak rahmat
Hartawan setempat
Parjo juga sekarat
Juga Berebut zakat
Terinjak dintara kerumuman
Rimah jadi mayat
Setelah berebut zakat
Pemberian pak rahmat
Hartawan setempat
Parjo juga sekarat
Juga Berebut zakat
Terinjak dintara kerumuman
Kutu kere yang kelaparan
Berduyun-duyun
Mobilisasi massa terdorong oleh rasa
Lapar, dahaga, dan derita
Kutu kere beriringan berwajah lusuh
Namun bersiap utuh
Kalau perlu saling bunuh
Bungkusan itu milikku
Kutu kere saling taruh curiga, kalau-kalau si anu si itu si parman, si darsam, si ronah
Mengintai punyanya,
Beras, minyak, gandum, roti, punyaku
Tiba di rumah hartawan setempat bernama pak rahmat
Wartawan bersiap dengan kamera
Mengabadikan sikap muliai derma
Pak rahmat tersenyum dikulum
Beramah tamah berkata sambutan
Aih cepatlah, si anu si itu mengintai punyaku
Lalu, pagar dibuka, penjaga siaga, kamera siaga
Dimulailah perang puputan
Sampai mati sampai hati
Kutu kere saling hantam, si anu si itu
Mempertahankan punyanya
Sementara pak rahmat terus berkhotbah
“sabar, orang sabar sayang Tuhan”
*staff Bengkoeloe Moeda bidang Kajian dan Gerak
Berduyun-duyun
Mobilisasi massa terdorong oleh rasa
Lapar, dahaga, dan derita
Kutu kere beriringan berwajah lusuh
Namun bersiap utuh
Kalau perlu saling bunuh
Bungkusan itu milikku
Kutu kere saling taruh curiga, kalau-kalau si anu si itu si parman, si darsam, si ronah
Mengintai punyanya,
Beras, minyak, gandum, roti, punyaku
Tiba di rumah hartawan setempat bernama pak rahmat
Wartawan bersiap dengan kamera
Mengabadikan sikap muliai derma
Pak rahmat tersenyum dikulum
Beramah tamah berkata sambutan
Aih cepatlah, si anu si itu mengintai punyaku
Lalu, pagar dibuka, penjaga siaga, kamera siaga
Dimulailah perang puputan
Sampai mati sampai hati
Kutu kere saling hantam, si anu si itu
Mempertahankan punyanya
Sementara pak rahmat terus berkhotbah
“sabar, orang sabar sayang Tuhan”
*staff Bengkoeloe Moeda bidang Kajian dan Gerak
Langganan:
Postingan (Atom)