Rimah jadi mayat
Setelah berebut zakat
Pemberian pak rahmat
Hartawan setempat
Parjo juga sekarat
Juga Berebut zakat
Terinjak dintara kerumuman
Kutu kere yang kelaparan
Berduyun-duyun
Mobilisasi massa terdorong oleh rasa
Lapar, dahaga, dan derita
Kutu kere beriringan berwajah lusuh
Namun bersiap utuh
Kalau perlu saling bunuh
Bungkusan itu milikku
Kutu kere saling taruh curiga, kalau-kalau si anu si itu si parman, si darsam, si ronah
Mengintai punyanya,
Beras, minyak, gandum, roti, punyaku
Tiba di rumah hartawan setempat bernama pak rahmat
Wartawan bersiap dengan kamera
Mengabadikan sikap muliai derma
Pak rahmat tersenyum dikulum
Beramah tamah berkata sambutan
Aih cepatlah, si anu si itu mengintai punyaku
Lalu, pagar dibuka, penjaga siaga, kamera siaga
Dimulailah perang puputan
Sampai mati sampai hati
Kutu kere saling hantam, si anu si itu
Mempertahankan punyanya
Sementara pak rahmat terus berkhotbah
“sabar, orang sabar sayang Tuhan”
*staff Bengkoeloe Moeda bidang Kajian dan Gerak
Berduyun-duyun
Mobilisasi massa terdorong oleh rasa
Lapar, dahaga, dan derita
Kutu kere beriringan berwajah lusuh
Namun bersiap utuh
Kalau perlu saling bunuh
Bungkusan itu milikku
Kutu kere saling taruh curiga, kalau-kalau si anu si itu si parman, si darsam, si ronah
Mengintai punyanya,
Beras, minyak, gandum, roti, punyaku
Tiba di rumah hartawan setempat bernama pak rahmat
Wartawan bersiap dengan kamera
Mengabadikan sikap muliai derma
Pak rahmat tersenyum dikulum
Beramah tamah berkata sambutan
Aih cepatlah, si anu si itu mengintai punyaku
Lalu, pagar dibuka, penjaga siaga, kamera siaga
Dimulailah perang puputan
Sampai mati sampai hati
Kutu kere saling hantam, si anu si itu
Mempertahankan punyanya
Sementara pak rahmat terus berkhotbah
“sabar, orang sabar sayang Tuhan”
*staff Bengkoeloe Moeda bidang Kajian dan Gerak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar